ULE
KUBIK
Borak
pembawa mala petaka
Di
sebuah rumah yang sangat damai rumah tangganya namun agak sedikit aneh
penghuninya rumah itu di huni oleh beberapa orang,antara lain Nunung sebagai
anak pertama pak Atang, Ule sebagai anak ke dua pak Atang, buk Inah sebagai
isteri pak Atang, Lori sebagai tukang kebun, dan Butet sebagai pembantu rumah
tangga, ramah tamah orang-orangnya, tapi agak sedikit sakral tingkah lakunya.
Pada suatu hari yang cerah pada saat jam makan,
Terjadi
di ruang makan saat pagi.
Atang
: “buk tolong ambilin lauknya!”(perintah pak Atang sambil menujuk ke arah lauk
pauk)
Inah : “niih....??”(jawab bu Inah sambil memberikan sebuah sandal)
Inah : “niih....??”(jawab bu Inah sambil memberikan sebuah sandal)
Nunung
: “buk perasaan bapak tadi nyuruh ambilin lauk deh?.... kenapa yang di ambil
sandal???”(tanya Nunung kepada ibunya dengan raut muka yang tidak jelas)
Inah
: “o....iyah??”(sambil tersenyum memberikan lauk yang di minta pak Atang)
Ule
: ‘’owh.... owh....”(tiba-tiba Ule memegang perutnya sendiri dengan ekspresi
yang tidak jelas pula)
Ule
: “saudara-saudara aku mau ke toilet dulu ya?”(ule berkata sambil pergi menuju
kebelakang)
Inah
: “kenapa thu anak?....(bergumam) nung tadi kau masak pake apa?...(tanya ibu
inah dengan ekpresi bingung)
Nunung
: “ya pake apilah buk emang pake apa?”(jawab nunung dengan serius)
Pak
atang tiba –tiba pergi ke dapur... lima menit kemudian
Atang
: “ma...???, lihat borak yang aku beli kemarin gak?”(suara dari dapur bertanya
pak atang pada buk inah)
Inah
: “emang bapak taruh dimana?”(jawab buk inah dengan memakan sesuap nasi)
Atang
: “kemarin sih tak taruh di dapur dekat kompor”(jawab pak atang sembari terus
mencari borak yang hendak di belinya)
Nunung
: “uek.....uek....huek....huik....cugh!!!”(tiba-tiba nunung keselek dengan muka
seret)
Inah
: “kenapa kau nung?...kaya abis nelen borak saja?...(tanya buk inah dengan
ekspresi menelan air liurnya sendiri)
Nunung
: “buk kemarin udah beli garam belum?...(tanya nunung sambil menelan air
liurnya)
Inah
: “emmmm.... belum sih kayanya...? eh... gak tau denk..?(jawab buk inah dengan
muka bingung)
Dengan
bergegas Nunung tiba-tiba pergi ke dapur dan memastikan ke adaan dapur yang
sebenarnya.
Kemudian
beberapa saat setelah itu, nunung
tiba-tiba datang dari pintu dapur ke ruang makan dengan muka seolah-olah
mau muntah.
Inah
: “o...iya.. nung?... ibu kemarin lupa belum beli garem!”(tiba-tiba bu inah
ngomong dengan sambil memakan makanan)
Nunung
: “tidak........!!!!!!!!!!”(nunung berkata sambil berlari dengan pelan menuju
bu inah)
Inah
: “kenapa kau nung?...”(tanya bu inah sambil minum)
Nunung
: “makanan itu...”(jawab nunung dengan sedikit ragu dan malu-malu)
Inah
: “kenapa....?”(tanya kembali dengan meletakkan gelas yang Ia pegang)
Nunung
: “bumbunya pake borak....”(memastikan kepada bu inah)
Inah
: “huek....huek....huek....”(bu inah muntah-muntah dengan memegang lehernya
sambil berjalan ngesot menuju kamar mandi)
Atang
: “huek...huek...”(pak atang juga ikut muntah-muntah saat sedang mencari
barangnya yang dia cari sambil menuju dapur)
kemudian
setelah itu.... ule membaca sebuah koran di ruang makan
Ule
: “seorang ibu-ibu tewas karena banyak meng konsumsi borak”(ule membaca sebuah
koran)
Nunung
dan bu inah berdiri di pintu dapur
Nunung
– bu Inah : “akkkkkkk........!!!!!!!”(tiba-tiba mereka berdua pingsan di tempat)
Pak
atang datang dari pintu dapur
Atang
: “lo Le???...... kenapa ibuk mu sama kakak mu?.. tiduran di lantai kurang
kerjaan aja....”(tanya pak atang dengan muka linglung)
Ule
: “lo....pak...?...bapak gak ikut pingsan....?(ule memastikan)
Atang
: “lha emangnya kenapa?.....”(tanya pak atang dengan bingung)
Ule
: “ini di berita koran ada seorang ibu-ibu tewas karena kebanyakan makan borak.....”(jawab
ule dengan menyingkap koran bermuka bengong yang menutupi wajahnya, dan
tiba-tiba pak atang ikut pingsan-pingsanan)
Ule
: “lebai dehc.....perasaan kemarin boraknya udah aku pindah ke gudang....?”
Nah
inilah cerita fiktif namun Asik.... tak jelas namun pasti..... ikuti
terus petualangan kami di ULE KUBIK episode ke dua, akan datang segera.
Dukung Saya Untuk Melanjutkan Cerita ini... dengan Postingkan Komentar Dukungan Anda di Beranda Saya. Terima Kasih atas Dukungan nya...
Bersambung...
Penulis : Wahid Pramono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar